Setrika Ayam Jago
Warga Citayam dan sekitar pernah memiliki Setrikaan Zaman ini
SOBAT Djadoel
tentunya sudah mengenal setrika, bukan? Yup, setrika adalah alat untuk
merapikan pakaian dari kerutan atau lipatan kecil pada pakaian sehabis
dicuci agar kembali rapi. Saat ini setrika yang paling banyak digunakan
adalah setrika listrik, karena penggunaannya cukup mudah dan praktis.
Setrika sendiri diambil dari bahasa Belanda yaitu strijkijzer,
yang berarti cara menghilangkan kerutan dari pakaian dengan alat yang
dipanaskan. Setrika dipercaya mulai dikenal dan digunakan orang sejak
400 SM oleh bangsa Yunani. Dahulu setrika digunakan untuk membuat
lipatan-lipatan vertikal pada pakaian kebesaran yang akan digunakan
untuk melakukan upacara atau ritual tertentu. Saat itu setrika yang
digunakan oleh bangsa Romawi dinamakan dengan Prelum. Prelum ini
termasuk jenis setrika yang menggunakan teknikpressing sehingga banyak orang yang menyebutnya mirip dengan alat pembuat anggur (winepress).
Setrika
yang berupa pot logam yang diisi dengan bara api juga sudah dikenal dan
digunakan oleh bangsa Cina sekitar abad ke-1 SM. Sedangkan pada awal
abad ke-17 orang-orang mulai menggunakan setrika yang berbentuk potongan
logam tebal dengan permukaan rata yang diberi pegangan, saat itu
setrika jenis ini dikenal dengan sebutan Sadiron. Pada periode ini,
setrika kemudian disempurnakan menjadi kotak logam bergagang yang dapat
diberi bara api.
Sedangkan
setrika yang kita gunakan saat ini, setrika listrik ditemukan sekitar
tahun 1800-an oleh Henry W. Seely, tepatnya pada tahun 1882. Sebelum
setrika listrik hadir di Indonesia, masyarakat Indonesia zaman dulu
menggunakan setrika arang yang sumber panasnya diambil dari bara api
hasil pembakaran arang.
Dulu
setrika jenis ini dikenal dengan sebutan setrika ayam jago, karena
terdapat aksesoris sekaligus pembuka setrika yang berupa ayam jago di
bagian depan setrikanya. Berbeda dengan setrika listrik, setrika ayam
jago dibuat dari besi yang diisi arang membara. Setrika arang ayam jago
adalah salah satu setrika antik yang paling populer pada abad 19.
Setrika ini memiliki nilai artistik yang tinggi, sehingga sampai saat
ini para kolektor benda antik selalu memburu setrika ayam jago ini untuk
dijadikan koleksinya.
Masyarakat
di pedesaan yang belum teraliri listrik biasanya memakai setrika ini
untuk merapikan pakaian mereka. Setrika ayam jago sendiri sudah
diproduksi sekitar tahun 1900-an, kala itu sebagian wilayah di Indonesia
belum teraliri listrik.
Menyetrika
pakaian menggunakan setrika arang sedikit perlu persiapan ekstra. Mulai
dari menyiapkan arang dan membakarnya dulu di luar sampai menghasilkan
bara, arangnya bisa dibakar menggunakan minyak tanah. Setelah itu
baranya dimasukan ke dalam setrika dengan membuka selot setrikaan yang
berupa ayam jago, kemudian kipas-kipas agar baranya tetap menyala.
Kalau
zaman dulu biasanya dikipas dengan menggunakan kipas dari bahan bambu
yang dianyam, sama seperti kipas untuk mengipas nasi. Biasanya kalau
dalam bahasa Sunda, kipas itu disebut hihid. Setelah setrikanya dirasa
cukup panas baru kita bisa langsung mulai menyetrika. Setrika ini memang
sudah ketinggalan zaman, tapi apabila listrik di rumah sedang mati
setrika ini akan sangat berguna merapikan pakaian Sobat Djadoel semua.
Hingga
saat ini teknologi setrika terus mengalami perkembangan. Sudah ada
bermacam-macam varian setrika mulai dari setrika lisrtik sampai setrika
uap. Tapi satu hal yang harus diperhatikan ketika menyetrika, baik
menggunakan setrika listrik atau apapun, menyetrikalah dengan satu alur
sehingga pakaian akan lebih mudah rapi dan menyetrika pun jadi mudah dan
cepat. Oh iya, bila perlu gunakan pelicin atau air untuk melicinkan
pakaiannya.